Monday, October 19, 2015


Kisah Nyata: Saya Hafidz Alqur’an, Istriku Selingkuh!

 


Ini suatu kisah nyata yang terjadi sekitar setahun lalu. Seorang suami, hafizh al-Qur’an 30 juz. Sang lelaki asal Sumatera. Istrinya dari Ibu Kota Jakarta. Karena terpukul hatinya, ia menceraikan istrinya yang selingkuh. Bagaimanakah asal mula perselingkuhan terlaknat itu? Semoga Allah Ta’ala melindungi keluarga kita dari bisikan setan yang sangat terkutuk.
Fulan, sebut saja sekian, sangat berbahagia dengan
pernikahannya. Seluruhnya merasa indah dalam cinta yang penuh keberkahan, pernikahan. Kedua anak Adam ini dapat memadu kasih dengan pujaan hatinya, tanpa ada batas, selama saat. Bahkan juga, apa yang awalnya haram serta menjijikkan, sesudah akad nikah jadi ibadah unggulan, kegemaran Nabi serta orang shalih, cicipan nikmat surga, terganjar sedekah, serta jadi fasilitas kelangsungan generasi.
Bahagia makin penuh saat cinta keduanya menghasilkan anak. Empat orang. Lucu-lucu, baik-baik, shalih/shalihah. Alhamdulillah, Allah Ta’ala memanglah tidak pernah ingkar janji. Dia memberi keberkahan pada siapa yang menikah karena-Nya.
Tetapi memang, setan akan tidak pernah ridha dengan kebaikan yang dilakukan oleh anak Adam. Setan serta bala tentaranya bakal mengerahkan seluruhnya kekuatan untuk menjerumuskan manusia ke kesesatan yang berujug neraka. Jadi, mereka juga membuat makar untuk memisahkan kedua insan yang tengah memadu kasih ini.
Awalnya via jejaring sosial. Si istri terhubung dengan teman-teman sekolahnya. Mulai sekolah tingkat menengah sampai teman-teman kuliahnya. Hingga, “Mas, ” katanya satu ketika, “aku mau bekerja. Jemu dirumah. ” Terlebih, si wanita ini memanglah lulusan sarjana. Pikirnya, mubadzir bila sarjana cuma dirumah, mengatur anak serta suami.
Mulanya juga, sang suami tak mengizinkan. Sebagai imam, suami masih tetap dapat memenuhi keperluan hidup satu istri serta anak-anaknya. Namun, makin lama, lantaran kasihan lihat istrinya jemu dirumah, ia juga memberi izin pada bidadarinya itu untuk keluar rumah. Bekerja.
Dari sanalah petaka berawal. Kenal beberapa orang. Bersua dengan rekan-rekan saat sekolah serta kuliahnya. Sering berinteraksi dengan lawan jenis atas nama masalah kantor. Hingga…
Sang suami memperoleh panggilan lewat telephone genggamnya. Dari pihak keamanan. Dia disuruh segera menghadap. Ada masalah sangat utama. Walau bingung, sang suami bergegas. Di dalam perjalanan, pikiran serta hatinya repot menerka-menerka. Pikirnya, ia tidak pernah tidak mematuhi hukum. Seluruhnya keluarganya juga baik-baik.
Seperti disambar petir di malam gulita, ia lihat istrinya di suatu pojok penjara. Sosok yang sangat dibanggakannya itu menangis. Lalu lari, sesudah dikeluarkan sesudah dikeluarkan dari penjara, hampiri suaminya. Diciumlah kaki sang imam dalam rumah tangganya itu.
Di pojok lain, ia lihat lelaki yang lebih tampan, gagah, serta tinggi di banding dianya. Menyesakkan dada. Menyayat hati. Lelaki itu serta istrinya digrebek di suatu hotel. Tak tahu, apa yang terjadi di kamar penuh laknat itu.
Jadi sepulangnya, walau sangat berat. Ia mantap jatuhkan cerai. Empat anaknya diasuh oleh sang suami. Pasalnya, sesudah satu tahun saat perceraian, lelaki shalih yang memperoleh ujian berat ini mengakui masih tetap mengingat seluruhnya masa lalu indah dirumah itu. Kenangan manis bersama pujaan hati sebagai cinta pertama.
La haula wa la quwwata illa billah. Na’udzubillah. Si istri bukanlah wanita asal-asalan. Atas didikan suaminya, wanita yang tergelincir ini mempunyai hafalan 56 surat dalam al-Qur’an. Na’udzubillahi minasy-syaithanir-rajiim.

 

No comments:

Translate